tag:blogger.com,1999:blog-46742129210178148892024-03-05T03:03:39.516-08:00Berbagi Oleh-olehAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/10433585578238699667noreply@blogger.comBlogger3125tag:blogger.com,1999:blog-4674212921017814889.post-5557356544312870892012-09-10T02:41:00.004-07:002012-09-10T02:41:56.810-07:00Sejarah Kota Dumai<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuaU3SIEe_IMRJ6qXDvJFLduRJ_Vw2Lk_LHfKoTsDKFd-hVxOs2akS4BoUi3ff13tYCpSYVCNVddPQmd0DbLI6x7l7vZyS9UTQAKQUPfTXSIYViusdGbJYouUcEDpTf2fCyZF3MgFzLrI/s1600/p47cf7adb9280e.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuaU3SIEe_IMRJ6qXDvJFLduRJ_Vw2Lk_LHfKoTsDKFd-hVxOs2akS4BoUi3ff13tYCpSYVCNVddPQmd0DbLI6x7l7vZyS9UTQAKQUPfTXSIYViusdGbJYouUcEDpTf2fCyZF3MgFzLrI/s320/p47cf7adb9280e.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tercatat dalam sejarah, Dumai, sebuah
dusun kecil di pesisir timur Propinsi Riau, kini mulai menggeliat
menjadi mutiara di pantai timur Sumatera. Kota Dumai merupakan hasil
pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Dumai dikukuhkan menjadi Kota Dumai
dengan UU No. 16 tahun 1999 tanggal 20 April 1999 dimana status Dumai
sebelumnya adalah Kota Administratif.Pada awal pembentukannya, Kota
Dumai hanya terdiri atas 3 kecamatan, 13 kelurahan dan 9 desa dengan
jumlah penduduk hanya 15.699 jiwa dengan tingkat kepadatan 83,85
jiwa/km2.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dulu, Dumai hanyalah sebuah dusun
nelayan yang sepi, berada di pesisir Timur Propinsi Riau, Indonesia.
Kini, Dumai yang kaya dengan minyak bumi itu, menjelma menjadi kota
pelabuhan minyak yang sangat ramai sejak tahun 1999. Kapal-kapal tangki
minyak raksasa setiap hari singgah dan merapat di pelabuhan ini.
Kilang-kilang minyak yang tumbuh menjamur di sekitar pelabuhan
menjadikan Kota Dumai pada malam hari gemerlapan bak permata berkilauan.
Kekayaan Kota Dumai yang lain adalah keanekaragaman tradisi. Ada dua
tradisi yang sejak lama berkembang di kalangan masyarakat kota Dumai
yaitu tradisi tulisan dan lisan. Salah satu tradisi lisan yang sangat
populer di daerah ini adalah cerita-cerita rakyat yang dituturkan secara
turun-temurun. Sampai saat ini, Kota Dumai masih menyimpan sejumlah
cerita rakyat yang digemari dan memiliki fungsi moral yang amat penting
bagi kehidupan masyarakat, misalnya sebagai alat pendidikan, pengajaran
moral, hiburan, dan sebagainya.Salah satu cerita rakyat yang masih
berkembang di Dumai adalah Legenda Putri Tujuh.Cerita legenda ini
mengisahkan tentang asal-mula nama Kota Dumai.<br /><br />Konon, pada zaman
dahulu kala, di daerah Dumai berdiri sebuah kerajaan bernama Seri Bunga
Tanjung. Kerajaan ini diperintah oleh seorang Ratu yang bernama Cik
Sima. Ratu ini memiliki tujuh orang putri yang elok nan rupawan, yang
dikenal dengan Putri Tujuh. Dari ketujuh putri tersebut, putri bungsulah
yang paling cantik, namanya Mayang Sari. Putri Mayang Sari memiliki
keindahan tubuh yang sangat mempesona, kulitnya lembut bagai sutra,
wajahnya elok berseri bagaikan bulan purnama, bibirnya merah bagai
delima, alisnya bagai semut beriring, rambutnya yang panjang dan ikal
terurai bagai mayang. Karena itu, sang Putri juga dikenal dengan sebutan
Mayang Mengurai.<br /><br />Pada suatu hari, ketujuh putri itu sedang mandi
di lubuk Sarang Umai. Karena asyik berendam dan bersendau gurau,
ketujuh putri itu tidak menyadari ada beberapa pasang mata yang sedang
mengamati mereka, yang ternyata adalah Pangeran Empang Kuala dan para
pengawalnya yang kebetulan lewat di daerah itu. Mereka mengamati ketujuh
putri tersebut dari balik semak-semak. Secara diam-diam, sang Pangeran
terpesona melihat kecantikan salah satu putri yang tak lain adalah Putri
Mayang Sari. Tanpa disadari, Pangeran Empang Kuala bergumam lirih,
“Gadis cantik di lubuk Umai....cantik di Umai. Ya,
ya.....d'umai...d‘umai....” Kata-kata itu terus terucap dalam hati
Pangeran Empang Kuala. Rupanya, sang Pangeran jatuh cinta kepada sang
Putri. Karena itu, sang Pangeran berniat untuk meminangnya. <br /><br />Beberapa
hari kemudian, sang Pangeran mengirim utusan untuk meminang putri itu
yang diketahuinya bernama Mayang Mengurai. Utusan tersebut mengantarkan
tepak sirih sebagai pinangan adat kebesaran raja kepada Keluarga
Kerajaan Seri Bunga Tanjung. Pinangan itu pun disambut oleh Ratu Cik
Sima dengan kemuliaan adat yang berlaku di Kerajaan Seri Bunga Tanjung.
Sebagai balasan pinangan Pangeran Empang Kuala, Ratu Cik Sima pun
menjunjung tinggi adat kerajaan yaitu mengisi pinang dan gambir pada
combol paling besar di antara tujuh buah combol yang ada di dalam tepak
itu. Enam buah combol lainnya sengaja tak diisinya, sehingga tetap
kosong. Adat ini melambangkan bahwa putri tertualah yang berhak menerima
pinangan terlebih dahulu. <br /><br />Mengetahui pinangan Pangerannya
ditolak, utusan tersebut kembali menghadap kepada sang Pangeran. “Ampun
Baginda Raja! Hamba tak ada maksud mengecewakan Tuan. Keluarga Kerajaan
Seri Bunga Tanjung belum bersedia menerima pinangan Tuan untuk
memperistrikan Putri Mayang Mengurai.” Mendengar laporan itu, sang Raja
pun naik pitam karena rasa malu yang amat sangat. Sang Pangeran tak lagi
peduli dengan adat yang berlaku di negeri Seri Bunga Tanjung. Amarah
yang menguasai hatinya tak bisa dikendalikan lagi. Sang Pangeran pun
segera memerintahkan para panglima dan prajuritnya untuk menyerang
Kerajaan Seri Bunga Tanjung. Maka, pertempuran antara kedua kerajaan di
pinggiran Selat Malaka itu tak dapat dielakkan lagi.<br /><br />Di tengah
berkecamuknya perang tersebut, Ratu Cik Sima segera melarikan ketujuh
putrinya ke dalam hutan dan menyembunyikan mereka di dalam sebuah lubang
yang beratapkan tanah dan terlindung oleh pepohonan. Tak lupa pula sang
Ratu membekali ketujuh putrinya makanan yang cukup untuk tiga bulan.
Setelah itu, sang Ratu kembali ke kerajaan untuk mengadakan perlawanan
terhadap pasukan Pangeran Empang Kuala. Sudah 3 bulan berlalu, namun
pertempuran antara kedua kerajaan itu tak kunjung usai. Setelah memasuki
bulan keempat, pasukan Ratu Cik Sima semakin terdesak dan tak berdaya.
Akhirnya, Negeri Seri Bunga Tanjung dihancurkan, rakyatnya banyak yang
tewas. Melihat negerinya hancur dan tak berdaya, Ratu Cik Sima segera
meminta bantuan jin yang sedang bertapa di bukit Hulu Sungai Umai.<br /><br />Pada
suatu senja, pasukan Pangeran Empang Kuala sedang beristirahat di hilir
Umai. Mereka berlindung di bawah pohon-pohon bakau. Namun, menjelang
malam terjadi peristiwa yang sangat mengerikan. Secara tiba-tiba mereka
tertimpa beribu-ribu buah bakau yang jatuh dan menusuk ke badan para
pasukan Pangeran Empang Kuala. Tak sampai separuh malam, pasukan
Pangeran Empang Kaula dapat dilumpuhkan. Pada saat pasukan Kerajaan
Empang Kuala tak berdaya, datanglah utusan Ratu Cik Sima menghadap
Pangeran Empang Kuala.<br /><br />Melihat kedatangan utusan tersebut, sang
Pangeran yang masih terduduk lemas menahan sakit langsung bertanya, “Hai
orang Seri Bunga Tanjung, apa maksud kedatanganmu ini?”. Sang Utusan
menjawab, “Hamba datang untuk menyampaikan pesan Ratu Cik Sima agar
Pangeran berkenan menghentikan peperangan ini. "Perbuatan kita ini telah
merusakkan bumi sakti rantau bertuah dan menodai pesisir Seri Bunga
Tanjung. Siapa yang datang dengan niat buruk, malapetaka akan menimpa,
sebaliknya siapa yang datang dengan niat baik ke negeri Seri Bunga
Tanjung, akan sejahteralah hidupnya,” kata utusan Ratu Cik Sima
menjelaskan. Mendengar penjelasan utusan Ratu Cik Sima, sadarlah
Pangeran Empang Kuala, bahwa dirinyalah yang memulai peperangan
tersebut. Pangeran langsung memerintahkan pasukannya agar segera pulang
ke Negeri Empang Kuala.<br /><br />Keesokan harinya, Ratu Cik Sima bergegas
mendatangi tempat persembunyian ketujuh putrinya di dalam hutan.
Alangkah terkejutnya Ratu Cik Sima, karena ketujuh putrinya sudah dalam
keadaan tak bernyawa. Mereka mati karena haus dan lapar. Ternyata Ratu
Cik Sima lupa, kalau bekal yang disediakan hanya cukup untuk tiga bulan.
Sedangkan perang antara Ratu Cik Sima dengan Pangeran Empang Kuala
berlangsung sampai empat bulan. Akhirnya, karena tak kuat menahan
kesedihan atas kematian ketujuh putrinya, maka Ratu Cik Sima pun jatuh
sakit dan tak lama kemudian meninggal dunia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Sejak peristiwa itu, masyarakat
Dumai meyakini bahwa nama kota Dumai diambil dari kata “d‘umai” yang
selalu diucapkan Pangeran Empang Kuala ketika melihat kecantikan Putri
Mayang Sari atau Mayang Mengurai. Di Dumai juga bisa dijumpai situs
bersejarah berupa pesanggarahan Putri Tujuh yang terletak di dalam
komplek kilang minyak PT Pertamina Dumai. Selain itu, ada beberapa nama
tempat di kota Dumai yang diabadikan untuk mengenang peristiwa itu, di
antaranya: kilang minyak milik Pertamina Dumai diberi nama Putri Tujuh;
bukit hulu Sungai Umai tempat pertapaan Jin diberi nama Bukit Jin.
Kemudian lirik Tujuh Putri sampai sekarang dijadikan nyanyian pengiring
Tari Pulai dan Asyik Mayang bagi para tabib saat mengobati orang sakit.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10433585578238699667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4674212921017814889.post-30969245852977634712012-09-09T19:48:00.001-07:002012-09-09T19:48:38.896-07:00Gambar Kota Dumai<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<a href="http://www.dumaikota.go.id/">www.dumaikota.go.id/</a><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgON01irw6laAUhiBzf5eeoL589_Nt-TMuPW5k9NNEDFUjLNGG2Ig3iEomh2jUXgyUJZkwcqtAFlGnKpa6w9Wb1S761HTr0cmx2qqGFArOGOcdoaq6_6EhRB0Yw12pGqF08IKH1ahFN9sg/s1600/dumai1-1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgON01irw6laAUhiBzf5eeoL589_Nt-TMuPW5k9NNEDFUjLNGG2Ig3iEomh2jUXgyUJZkwcqtAFlGnKpa6w9Wb1S761HTr0cmx2qqGFArOGOcdoaq6_6EhRB0Yw12pGqF08IKH1ahFN9sg/s320/dumai1-1.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgce1wG-KRt0ZeWtxy1PxOxjx6ODDGZEOjm86XavYm2165sIf2Ikp0HgtpVUlDXFnnh8a3BANSZPb5Ct-cWPtP1C3QPfuyATBTDAyM-tM5vJv395M1LDCgHVWzU1OYqZe_8O239_Y9y2qk/s1600/dumai-2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgce1wG-KRt0ZeWtxy1PxOxjx6ODDGZEOjm86XavYm2165sIf2Ikp0HgtpVUlDXFnnh8a3BANSZPb5Ct-cWPtP1C3QPfuyATBTDAyM-tM5vJv395M1LDCgHVWzU1OYqZe_8O239_Y9y2qk/s320/dumai-2.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Kantor Walikota</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjstsldSJUiFc7VRO8qGnKDtWeol6ipiBzayoxONvcwilLiLx-_sIBD4HsRFpHmmIjVtsP8SYkv0KIilVHzfOOoaLgkj6iOz0-kAPwf_Imi3n-ZgA4PqgOaxnV7vxZEhK8dPeRy6ylkCqE/s1600/dumai-3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="166" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjstsldSJUiFc7VRO8qGnKDtWeol6ipiBzayoxONvcwilLiLx-_sIBD4HsRFpHmmIjVtsP8SYkv0KIilVHzfOOoaLgkj6iOz0-kAPwf_Imi3n-ZgA4PqgOaxnV7vxZEhK8dPeRy6ylkCqE/s320/dumai-3.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Pelabuhan Pertamina</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhadJNhfjrfMnNTpz1VUT-8F4iNpV8dA2RqPADEl3dVnCW2W_5K4FR7RVkhO3M0_rYplCFIT8JAEgrwX3Nfc3hrrm3aSUwfyoS7AxlYb_4-Qub81wJYramiNf3o-dB2RTlOU4AOqJITy6Q/s1600/ramayana.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhadJNhfjrfMnNTpz1VUT-8F4iNpV8dA2RqPADEl3dVnCW2W_5K4FR7RVkhO3M0_rYplCFIT8JAEgrwX3Nfc3hrrm3aSUwfyoS7AxlYb_4-Qub81wJYramiNf3o-dB2RTlOU4AOqJITy6Q/s320/ramayana.jpg" width="320" /></a></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10433585578238699667noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4674212921017814889.post-8172129499617923682012-09-09T19:13:00.004-07:002012-09-09T19:20:35.951-07:00PON Dumai<b>DUMAI - </b> Pelaksanaan pembangunan proyek yang kini sedang digesa
di Simpang Sukajadi dipersiapkan untuk pembangunan Tugu PON. Tugu
tersebut merupakan bantuan dari PT Bank Riau Kepri Dumai dengan anggaran
Rp200 juta yang ditargetkan rampung sebelum acara pembukaan PON Riau
XVIII pada 13 September 2012 mendatang. <br /><br />Sempitnya waktu
pengerjaan membuat sejumlah pihak pesimis tugu berbentuk maskot Burung
Serindit memegang obor tersebut terealisasi dalam waktu yang nyaris
hanya tinggal dua pekan lagi. Sebagaimana diungkapkan Isnanu,
Koordinator Kirab Pelaksanaan PON Riau di Dumai ini mengaku pesimis
pengerjaan berlangsung tepat waktu. ‘’Waktunya terlalu sempit hanya
tinggal dua pekan lagi sementara itu sejauh ini cuaca di Dumai tidak
mendukung karena tengah masuk musim penghujan,’’ ungkapnya seperti
dikutip dumaipos.<br /><br />Dibagian lain pembangunan tugu PON menuai
kritikan oleh segenap elemen masyarakat. Selain terkesan mubazir banyak
juga diantaranya yang tidak sependapat jika pembangunan Tugu tersebut
harus dilaksanakan di Simpang Sukajadi dan notabene harus menghancurkan
tugu kapal lancang kuning yang sejak belasan tahun ini telah menjadi
icon kota Dumai.<br /><br />Rudi, salah seorang warga Dumai meyayangkan
Pemko Dumai tidak memiliki masterplan yang jelas terkait pembangunan
tugu tersebut. ‘’Simpang Sukajadi dengan Icon kapal lancang kuning sudah
familiar dan akrab di tengah masyarakat, lantas kenapa harus dipaksakan
di sana padahal masih banyak tempat yang lebih layak misalnya di Taman
Bukit Gelanggang yang nota bene kini telah menjelma sebagai pusat
rekreasi di Kota Dumai,’’ tukasnya.<br /><br />Sejumlah pejabat ketika
dikonfirmasi mengenai hal tersebut mengaku, penempatan lokasi merupakan
hasil rapat yang dilakukan bersama dengan Walikota Dumai, H Khairul
Anwar.<br />Kabid Pertamanan Dinas Tata Kota Kebersihan dan Pertamanan
Kota Dumai Khairil Adli mengungkapkan dalam pelaksanaan pembangunan tugu
tersebut pihaknya sama halnya dengan Dinas PU dan Perhubungan serta
instansi terkait lainnya telah memberikan penegasan rekomendasi.<br /><br />‘’Di
tata Kota rekomendasi yang kita keluarkan Pembangunan tugu harus
memenuhi unsur estetika dan semangat kemelayuan,’’ sebutnya. Lebih
lanjut Adli menjelaskan dalam desainnya tugu PON tersebut memiliki 4
tapak sebagai makna Dumai memiliki empat suku bangsa yang besar dan
dihiasi pilar-pilar berornamen melayu. Sedangkan dibagian atasnya dibuat
persis menyerupai maskot PON Riau XVIII berupa burung Serindit
membentangkan sayap memegang api obor.<br /><br />Sementara itu informasi
yang beredar dilapangan penempatan lokasi tugu PON di Simpang Sukajadi
yang terletak tidak jauh dari gedung Bank Riau Kepri Cabang Dumai
sebagai bentuk apresiasi terhadap sumbangsih Bank Riau Kepri Cabang
Dumai telah bersedia memberikan kontribusi bagi pembangunan tugu
tersebut.<br /><br />Dikonfirmasi Dumai Pos Direktur PT Bank Riau Kepri
Nailan menegaskan bahwa penempatan lokasi pembangunan tugu merupakan
hasil rapat Walikota Dumai beserta dengan jajaran. Katanya pihak Bank
Riau sejauh ini tidak pernah mengintervensi.<br /><br />‘’Kita hanya
melaksanakan pembangunan tugu sebagaimana instruksi Walikota Dumai,
pembangunan itu merupakan sumbangan dari PT Bank Riau sebagai bentuk
partisipasi menyukseskan helat empat tahunan yang kali ini dilaksanakan
di Bumi Lancang Kuning ini,’’ tukasnya.<br /><br />Sementara itu disinggung
terkait kesiapan Nailan mengaku optimis pengerjaan Tugu PON terealisasi
tepat waktu. ‘’Setakat ini hampir merampungkan pengerjaan tapak yang
nantinya dilanjutkan dengan pengecoran pilar sedangkan pemasangan maskot
telah melewati proses cetak, kita optimis pengerjaannya rampung sebelum
acara pembukaan,’’ terangnya.***Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10433585578238699667noreply@blogger.com0